Sabar dan Syukur
“2S” kata yang sangat
mudah diucap , seringkali diucap, namun tampa diresapi dan dimaknai.
Setiap kali menemui
suatu kendala, seringkali kata “sabaar” menjadi mantra wajib yang dirapal
namun hanya sampai ujung lidah, kata itu tak meresap ke dalam hati, inilah yang
menjadi penyebab kata “sabaar” semakin membuat jengkel.
Pun “S” yang
selanjutnya; “Syukur” ialah kata yang selalu mebersamai setiap kali
keberhasilan menghampiri. Juara lomba, dapat hadiah, lulus ujian, dan hal
menyenangkan lainnya, kegembiraan itu dibarengi ucapan syukur. Namun setelah
euforia yang membuncah tunpah ruah usai, syukurpun ikut musnah.
Itulah yang seringkali
kita lakukan, bahwa apa yang kita ucap tak meresap. Hanya formalitas
penghambaan tanpa pemaknaan.
Kita lupa bahwa setiap
kekecewaan dan kebahagiaan datang dari Sang Maha Rahman, bisa jadi rasa itu
datang sebagai pengingat, atau hadiah cinta dari dari - Nya.
Sadarlah bahwa setiap
duka yang menghinggapi, Ia - lah yang akan merengkuh dan menghinpun hati kita.
Saat kita mendapat kabar bahagia yang menggembirakan, Ia pula lah yang ada di
baliknya.
Maka hanya dengan
kelapangan, setiap rasa bisa merasuk dan terhujam sampai ke dalam hati.
Saat sedih lisan kita
ucap Allah, pun hati kita ucap Allah.
Saat bahagia lisan
ucap Allah, hati pun berkata sama.
Hati itu cerminan
diri. Maka doakan dan mintakan ia pada Sang Pemilik Hati agar ia menjadi sebaik
baiknya pemimpin dalam diri.
Banjarnegara, 20
Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar